Rizki dan Juita Roseta Sari
Secara tradisional di Jepang bibit ditanam di lubang atau garisan di kayu kering. Pengeringan dilakukan dengan tenaga listrik atau sinar matahari. Dalam budi daya modern, media tumbuh yang digunakan berupa kayu tiruan (log) yang dibuat dalam bentuk silinder (Meina, 2007).
Menurut Chazali (2009), Media untuk budi daya jamur tiram yang dapat digunakan antara lain sustrat kayu, serbuk gergaji, ampas tebu, atau sekam. Saat ini, pembudidaya banyak menggunakan baglog sebagai tempat pertumbuhan jamur tiram. Baglog merupakan tempat untuk pembiakan tubuh buah jamur yang di dalamnya sudah terdapat media dan nutrisi yang mendukung pertumbuhan jamur. Bahan pembuatan baglog terdiri dari serbuk kayu, kantong plastik, cincin paralon atau bambu berdiameter 3 cm, dedak halus (bekatul), tepung jagung, air, dan gips atau kapur (kalsium karbonat).
Untuk meningkatkan produksi jamur harus dipilih bekatul dan tepung jagung yang mutunya baik, masih baru, sebab jika sudah lama disimpan kemungkinan telah menggumpal atau telah mengalami fermentasi serta tidak tercampur dengan bahan-bahan lain yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur (Suriawiria, 2004).
Beberapa hasil penelitian, penggunaan dedak maupun bekatul yang mutunya baik mampu memberikan kualitas hasil jamur yang sama karena kandungan nutrisi antara kedua bahan tersebut mirip. Kapur (CaCO3) berfungsi sebagai sumber mineral dan pengatur pH. Kandungan Ca dalam kapur dapat menetralisir asam yang dikeluarkan misellium yang juga bisa menyebabkan pH lingkungan menjadi rendah.
TABEL 1. Komposisi Media Untuk Pembuatan 80 Baglog
Bahan
Media
|
Takaran
|
1.Sebuk kayu
|
100 kg
|
2.Dedak halus atau bekatul
|
10 kg
|
3.Kapur (CaCO3)
|
0,5 kg
|
4.Air kelapa
|
50-60%
|
Rizki dan Juita Roseta Sari