Tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) termasuk kingdom (kerajaan) Plantae, divisio Spermatophyta, subdivisio Angiospermae, classis Dicotyledonae, ordo (bangsa) Solanales, suku (familia) Solanaceae, genus (marga) Solanum, dan species Solanum tuberosum L. Kentang termasuk tanaman setahun (annual) yang berbentuk herba, dengan susunan tubuh utama terdiri dari stolon, umbi, batang, daun, bunga, buah dan biji (Soelarso, 1997).
Tanaman kentang memiliki pertumbuhan tinggi 0,5 – 1,2 meter tergantung dari jenis dan varietasnya. Tanaman kentang memiliki sistem perakaran serabut dan lateral.
Akar lateral umumnya menyebar ke samping. Diantara akar serabut tersebut ada yang berubah fungsinya menjadi bakal umbi (Stolon) yang akan menjadi umbi kentang. Perakaran penting dalam menyerap unsur hara yang diperlukan tanaman dalam memperkokoh berdirinya tanaman dan hasil yang optimal. Berdasarkan warna umbinya kentang dibedakan menjadi tiga golongan yaitu :
a). Kentang putih yaitu jenis kentang yang berwarna putih pada daging umbinya, misalnya varietas Martha, Donata, Radosa, Diamant, b). Kentang kuning yaitu kentang yang memiliki umbi berwarna kuning seperti varietas Patrones, Thung, Granola, Cipanas, dan lain-lain, c). Kentang merah, yaitu kentang yang memiliki umbi berwarna merah seperti kentang Desiree (Setiadi dan Fitri, 2001).
Akar lateral umumnya menyebar ke samping. Diantara akar serabut tersebut ada yang berubah fungsinya menjadi bakal umbi (Stolon) yang akan menjadi umbi kentang. Perakaran penting dalam menyerap unsur hara yang diperlukan tanaman dalam memperkokoh berdirinya tanaman dan hasil yang optimal. Berdasarkan warna umbinya kentang dibedakan menjadi tiga golongan yaitu :
a). Kentang putih yaitu jenis kentang yang berwarna putih pada daging umbinya, misalnya varietas Martha, Donata, Radosa, Diamant, b). Kentang kuning yaitu kentang yang memiliki umbi berwarna kuning seperti varietas Patrones, Thung, Granola, Cipanas, dan lain-lain, c). Kentang merah, yaitu kentang yang memiliki umbi berwarna merah seperti kentang Desiree (Setiadi dan Fitri, 2001).
Varietas granola ini merupakan varietas unggul karena produktivitasnya bisa mencapai 30 ton per hektar. Dari jumlah ini, 20 ton berkualitas baik (AB), 5 ton kualitas sedang (C), 4 ton kualitas TO (campur), dan 1 ton kualitas rindil. Selain keunggulan itu, granola juga tahan terhadap penyakit kentang umumnya, misalnya bila daya serang suatu penyakit terhadap varietas kentang lain bisa 30%, tetapi granola hanya 10%. Umur panen 90 hari , meskipun umur 80 hari sudah bisa dipanen (Setiadi dan Fitri, 2001).
Dalam perkembangannya, jenis kentang granola menjadi lebih populer dibandingkan dengan jenis lain di kalangan petani dan di pasaran. Bahkan sampai sekarang petani masih banyak menanamnya, dari semua varietas yang telah ditemukan tersebut, masing-masing memiliki keunggulan yang berbeda-beda. Perbedaan ini dapat dilihat dari segi bentuk umbi yang dihasilkan, ukuran dari berat umbi, warna daging umbi, kadar air, kadar gula, daya adaptasi terhadap lingkungan, ketahanan terhadap hama dan penyakit, dan produktivitas tanaman. Dari semua jenis kentang tersebut, yang paling digemari masyarakat dan sangat laku di pasaran untuk dikonsumsi adalah kentang kuning. Kentang kuning memiliki rasa lebih enak, lebih gurih, tidak lembek, dan kadar airnya sedikit (Samadi, 2000).
Daun tanaman kentang merupakan daun majemuk yang terdiri atas tangkai daun utama (rachis), anak daun primer (pinnae) dan anak daun sekunder (faliales) yang tumbuh pada tangkai daun utama diantara anak daun primer (Rukmana, 1997).
Batang tanaman kentang yang berada di atas permukaan tanah berwarna hijau polos, hijau kemerahan atau ungu tua, tergantung pada varietas. Pertumbuhan batang memiliki tiga tipe tumbuh yaitu tegak, menyebar dan menjalar. Bunga tanaman kentang merupakan bunga sempurna berwarna putih, ungu, atau merah keunguan. Bunga kentang membuka pada pagi hari dan menutup pada sore hari yang berlangsung 3 -7 hari (Soelarso, 1997).
Buah kentang berwarna hijau tua sampai keungguan, berbentuk bulat, bergaris tengah + 2,5 cm, dan berongga dua. Di dalam buah berisi banyak calon biji yang jumlahnya bisa mencapai 500 biji akan tetapi, dari jumlah tersebut yang berhasil menjadi biji hanya sekitar 100 biji jumlah ini tergantung varietas . Biji kentang mengalami masa istirahat (dormansi) selama 6 bulan (Setiadi dan Fitri, 2001).
Ciri-ciri tanaman kentang sudah dapat dipanen apabila seluruh bagian tanaman yang berwarna hijau menjadi kekuning-kuningan. Batang tanaman telah agak menguning atau mengering. Bila dipanen kulit umbinya tampak lekat sekali dengan daging umbi dan bila digosok atau ditekan dengan ibu jari tangan kulitnya tidak akan mengelupas, umur panen tergantung pada varietasnya, varietas granola biasanya dipanen pada umur 90 hari (Samadi, 2002).
Lama penyimpanan umbi kentang 4-6 bulan atau sudah bertunas lebih kurang 2 cm dengan ukuran bibit yang dapat dipilih yaitu umbi bibit kelas I dengan berat 30-45 g dan diameter 35-45 mm dan umbi kelas II dengan berat 45-60 g dan diameter 45-55 mm (Rukmana, 2002).
Syarat Tumbuh Tanaman Kentang Untuk Varietas Granola.
1. Tanah
Tanaman kentang dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang mempunyai struktur cukup halus, subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainasenya baik dengan pH tanah 5,0-6,5 (Rukmana, 1997).
2. Suhu dan Kelembapan
Tanaman kentang berpengaruh terhadap suhu dan kelembaban, pertumbuhan tanaman kentang dan pembentukan hasil yang optimal memerlukan suhu dan kelembapan tertentu. Suhu rata-rata harian yang sesuai untuk pertumbuhan 18-20 0C. Proses pembentukan umbi sangat dipengaruhi oleh suhu tanah yang rendah pada malam hari. Suhu tanah optimum untuk pembentukan umbi yang normal berkisar antara 15-18 0C. Pertumbuhan umbi akan sangat terhambat apabila suhu tanah kurang dari 10 0C dan lebih dari 30 0C. Sedangkan kelembapan udara yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman 80-90 %.
3. Intensitas Cahaya
Faktor cahaya juga berperan dalam pertumbuhan tanaman kentang yang berguna untuk berasimilasi dengan baik. Tanaman kentang memerlukan intensitas cahaya yang besar, semakin banyak atau meningkat intensitas cahaya matahari yang dapat diterima tanaman semakin mempercepat proses pembentukan umbi dan waktu pembungaan (Samadi, 2002).
4. Letak Geografis
Kentang lebih cocok ditanam di daerah dataran tinggi, dengan ketinggian lebih dari 500 meter di atas permukaan laut. Akan tetapi yang paling baik ialah tempat-tempat yang tingginya antara 1000-2000 meter di atas permukaan laut (Sunaryono, 1987).
5. Penyinaran
Lama penyinaran yang diperlukan tanaman kentang antara 9 jam-10 jam per hari yang berguna untuk fotosintesis. Lama penyinaran juga berpengaruh terhadap pembentukan umbi (Samadi, 2002).
6. Angin
Angin yang kencang berkelanjutan berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap pertumbuhan kentang. Pengaruh langsung adalah tanaman dapat roboh dan rusak, sehingga berhenti pertumbuhannya. Sedangkan secara tidak langsung angin berpengaruh nyata terhadap kondisi tanah dan laju transpirasi. Angin kencang dapat mempercepat penguapan air tanah, akibatnya tanah menjadi cepat kering dan mengeras. Keadaan ini menyebabkan imbangan antara udara dengan air yang tersedia didalam tanah menjadi berkurang dan tidak mencukupi kebutuhan tanaman sehingga pertumbuhannya terhambat (samadi, 2002).
7. Curah Hujan
Kentang (Solanum tuberosum L.) sangat baik dengan curah hujan 1500 mm per tahun, pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman adalah ketersediaan air tanah dan keadaan iklim setempat. Curah hujan yang ideal adalah antara 200 mm-300 mm per bulan (Rukmana, 2002).
Curah hujan yang tinggi berpengaruh secara langsung terhadap peningkatan kelembapan, penurunan suhu, berkurangnya penyinaran matahari dan peningkatan air tanah. Sehingga akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasilnya. Genangan air yang terjadi saat umbi telah terbentuk dapat menyebabkan pembusukan (Samadi, 2002).
Rizki dan Bambang Hermanto