- Dipilih bibit yang tua dengan ciri kulit umbi kuat (tidak mengelupas atau tidak gampang dikelupas). Selain itu, juga dipilih umbi yang kulitnya mulus dan tidak cacat.
- Bobot umbi kentang untuk bibit dapat yang berukuran 30-45/50 gram atau 45/50-60 gram. Kalau besarnya diukur rata-rata antara 30-35 mm atau 45-50 mm, dan konon yang bagus 55 mm.
- Jumlah mata tunas sekitar 3-5 mata.
- Bila penanaman sudah dilakukan, lantas diketahui ada gejala serangan penyakit, segera tanaman ini dibuang.
Persiapan Lahan
Lahan untuk bertanam kentang harus memperhatikan hal berikut :
- Sebelum ditanam, tanah harus diolah dahulu, baik untuk lahan yang baru dibuka atau lahan yang telah produktif.
- Bagi lahan yang sudah diproduktifkan, setelah tanaman dipanen habis, lahan dibiarkan dulu (diberakkan) selama sebulan. Setelah itu baru diolah untuk penanaman berikutnya, sebaiknya memakai penggiliran penanaman.
- Pengolahan tanah mesti memperhatikan kegemburan struktur tanahnya, kedalaman top soilnya, dan sistem pengguludannya.
- Setelah tanah diolah, tanah olahan jangan langsung ditanami. Tanah olahan dibiarkan dulu sekitar sebulan agar tanah ini mendapat panas matahari secara cukup dan bisa terangin-anginkan.
Penanaman
Setelah semua persiapan sudah beres, tiba saatnya untuk melakukan penanaman bibit. Penanaman ini dilakukan seminggu setelah persiapan lahan. Langkah-langkah penanaman tersebut sebagai berikut :
- Bekas lubang yang ditutup pakai tanah digali lagi sedalam ukuran bibit atau 7,5-10 cm. Lubang tanam jangan terlalu dalam karena dapat menurunkan bobot produksi.
- Setelah itu, bibit ditanam. Bibit yang ditanam harus sudah tumbuh tunasnya sekitar 2-3 cm, tetapi tunas yang 1 cm pun telah ada yang menanamnya. Bibit ditanam dengan posisi tunas yang tumbuhnya paling baik menghadap ke atas.
- Kemudian, bibit diuruk hingga batas mata tunas (tunas yang tumbuh berada di atas permukaan guludan/tanah).
- Setelah itu, segera tunas yang tumbuh di atas permukaan tanah disemprot dengan pestisida untuk mencegah serangan hama dan penyakit.
Pemeliharaan
Setelah penanaman bibit, dilakukan pemeliharaan lanjutan sampai tanaman usia panen. Urutan pelaksanaan perawatan adalah sebagai berikut :
1. Pemupukan
Pemupukan pada tanaman kentang dilakukan pada saat pembibitan, pemupukansusulan dilakukan hanya untuk memelihara tanaman karena pengaruh perubahan cuaca, tingkat kesuburan tanah umumnya mudah mengalami penurunan.
2. Penyiangan
Biasanya penyiangan atau pembersihan gulma (tanaman penggangu) dilakukan pada tanaman yang berumur sekitar 30 hari dan 50 hari.
3. Pembumbunan
Tujuan dari pembumbunan itu adalah sebagai berikut :
- Perakaran tanaman akan menjadi lebih baik.
- Umbi kentang bisa terhindar dari sinar matahari sehingga racun solanin yang membahayakan kesehatan tidak timbul. Racun ini akan timbul bila umbi terkena sinar matahari.
- Pembumbunan dapat juga menaikkan produksi tanaman dan kualitas umbi (Nurulhuda dkk, 2001).
4. Penyulaman
bibit yang ditanam umumnya tidak semua tumbuh baik. Tanaman yang kurang baik pertumbuhannya, seperti kerdil, rusak atau mati harus diganti dengan tanaman yang baru (disulam). Dengan penyulaman jumlah tanaman akan tetap seperti semula sehingga tidak akan terjadi penurunan produksi (Sunaryono, 1987).
5. Penyiraman
Penyiraman dilakukan apabila keadaan cuaca di daerah itu menjadi sangat kering. Tersediannya air yang cukup didalam tanah yang penting bagi pembentukan umbi, sehingga akan didapat umbi yang bentuknya bulat-bulat. Kekurangan air dapat mengakibatkan umbi kentang bentuknya benjol-benjol (Sugeng, 1983).
6. Pengendalian Hama
pada tanaman kentang perlu juga dperhatikan hama dan penyakit yang menyerang tanaman. Pemberantasan hama bisa dilakukan dengan cara biologi dan kimia (Rukmana, 1997).
7. Kriteria Panen
Tanaman kentang dapat dipanen setelah tua, yakni berumur 3-4 bulan tergantung pada varietasnya. Hal yang penting diperhatikan dalam menentukan penen adalah ciri-ciri ketuaan umbi dan penampilan visual tanaman. Ciri-ciri tanaman kentang siap panen adalah sebagai berikut : daunnya telah menguning dan mengering, batang berubah warna dari hijau menjadi kekuning-kuningan, kulit umbi tidak mudah lecet (Rukmana, 1997).
Rizki, Nurhadi dan Bambang Hermanto
Rizki, Nurhadi dan Bambang Hermanto