Hidroponik dan Media Tanam Hidroponik

Rizki dan Rini Eka Putri

Hidroponik telah lama dikenal. Sekitar abad XV orang Aztek (Amerika) telah menggunakan cara ini. Kemudian tanun 1929, Gericke memulai percobaan hidroponik dengan media pasir. Mulai saat itulah hidroponik berkembang dan kemudian dikenal sampai ke Indonesia (Prihmantoro, 2002).

Hydroponic berasal dari kata hydro yang berarti air, dan ponos yang berarti daya atau kerja, dengan demikian hidroponik berarti memberdayakan air atau pekerjaan menggunakan air sebagai kebutuhan utama (Irawan,2003). Hidroponik sering di istilahkan dengan soilless culture atau budidaya tanpa mengunakan tanah sebagai media. Seiring dengan perkembangan waktu, teknologi hidroponik terus berkembang.

Media tanam dalam hidroponik ada dua macam yaitu media organik dan media anorganik. Media organik contohnya yaitu arang sekam, arang tempurung kelapa, dan media anorganik contohnya adalah pasir, batu bata, pecahan genteng dan lain-lain. Beberapa keuntungan bertanam secara hidroponik antara lain adalah lebih efisien dalam menggunakan lahan, lebih bersih dalam pengerjaannya, kegiatan pemeliharaan lebih sedikit karena gulma jarang tumbuh, dan lebih efisien dalam penggunaan pupuk (Prihmantoro dan Yovita, 2002). Keuntungan lain menurut Lingga (1991) dengan cara hidroponik maka kita dapat memelihara tanaman lebih banyak dalam ruang sempit, dari pada bercocok tanam tradisional. 

Media tanam hidroponik

Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media arang sekam yang didapat dari pembakaran sekam yang merupakan salah satu hasil buangan dari proses penggilingan padi menjadi beras. Arang sekam mempunyai sifat ringan, kasar sehingga sirkulasi udara tinggi, kapasitas menahan air tinggi, bewarna coklat kehitaman sehingga dapat menyerap sinar matahari dengan efektif serta dapat mengurangi pengaruh serangan penyakit.

Arang sekam memiliki peranan penting sebagai media tanam pengganti tanah. Arang sekam bersifat porous, ringan, tidak kotor dan cukup dapat menahan air. Penggunaan arang sekam cukup meluas dalam budidaya tanaman hias maupun sayuran (terutama budidaya secara hidroponik). Arang sekam dapat dengan mudah diperoleh di toko-toko pertanian. Tetapi juga bisa diproduksi sendiri (Anonimus, 2009)

Rizki dan Rini Eka Putri
>
Previous Post Next Post