Mutasi "cara mendapatkan varian baru tanaman"


Kebutuhan masyarakat akan tanaman hias terus mengalami peningkatan, kebutuhan ini mulai untuk bunga tabur, bunga untuk perhiasan pengantin, ucapan selamatan atau pun ucapan duka dan bela sungkawa, tanaman juga banyak dimanfaatkan untuk mengisi ruang-ruang kosong atau sudut pekarangan rumah, tanaman tidak hanya dapat menghiasi kebun, tapi tanaman juga dapat menghiasi ruangan-ruangan di dalam rumah, gedung-gedung pertemuan, hotel, restoran dan lain sebagainya.
untuk itu kebutuhan akan tanaman hias selalu mengalami peningkatan, hal ini diketahui dari meningkatkan permintaan akan tanaman hias seiiring dengan makin meningkatnya fungsi dari tanaman itu sendiri. banyaknya permintaan akan tanaman hias baru menyebabkan para petani, pemerhati dan juga ahli dibidang tanaman berlomba-lomba mencari tanaman jenis baru yang memiliki nilai tinggi dan lebih toleran terhadap lingkungan.
cara mendapatkan tanaman baru ini ada berbagai cara, mulai dari eksplorasi ke hutan-hutan, hibridisasi atau persilangan, dan juga ada cara lain untuk mendapatkan keanekaragaman tanaman ialah dengan melakukan mutasi. Sebenarnya mutasi pada tanaman dapat terjadi secara alamiah yang disebabkan oleh beberapa faktor misalnya pengaruh suhu yang ekstrim, gangguan patogen dan faktor lingkungan lainnya. Akan tetapi mutasi ini tidak mudah terjadi begitu saja karena tanaman memiliki kemampuan untuk mempertahankan kestabilan genetiknya. Mutasi juga dapat terjadi karena diinduksi dengan mutagen. Salah satu mutagen kimia ialah Ethylmethane Sulfonate (EMS). Penggunaan EMS ini sebagai bahan mutagen akan menyebabkan perubahan struktur alkil pada DNA, perubahan ini akan diteruskan pada replikasi selanjutnya (Klug, Cummings dan Spencer, 2006). Perubahan struktur DNA akan diikuti dengan perubahan transkripsi pada RNA dan diteruskan pada translasi yang akan menghasilkan rantai polipeptida yang berbeda dibandingkan dengan sebelum diberi mutagen.
Induksi tanaman dengan EMS yang menyebabkan mutasi pada DNA tanaman akan memberikan pengaruh perubahan morfologi pada tanaman tersebut. Induksi dengan mengkombinasikan konsentrasi EMS dan lamanya waktu perendaman merupakan salah satu cara yang digunakan untuk mendapatkan variabilitas genetik tanaman (Jabeen dan Mirza, 2004). Pada tanaman hias hal ini sangat menguntungkan karena pada tanaman hias yang diharapkan adalah menemukan suatu bentuk morfologi tanaman yang baru yang berbeda dari tetuanya dan diharapkan dari hasil induksi ini akan diperoleh tanaman yang beranekaragam.
Perubahan morfologi suatu tanaman merupakan hasil ekspresi dari perubahan susunan DNA pada tanaman tersebut. Selain dari DNA dan RNA, protein juga dapat dijadikan sebagai salah satu penanda genetik yang langsung berhubungan dengan fenotipe atau morfologi tanaman. Glaubitz dan Moran (2000) membedakan penanda genetik menjadi tiga kelompok yaitu penanda morfologi, penanda biokimia, dan penanda berbasis DNA. Penanda morfologi digunakan untuk membedakan suatu individu berdasarkan bentuk morfologi dan menggambarkan pola pewarisan sifat seperti apa yang pernah dilakukan oleh Mendel.

Rizki, S.Si
Botani Universitas Negeri Padang, Bioteknologi Tanaman Universitas Brawijaya
Previous Post Next Post