Ekosistem Mangrove

Hutan mangrove umumnya tumbuh pada daerah intertidal yang jenis tanahnya berlumpur, berlempung atau berpasir. Daerahnya tergenang air laut secara berkala, frekuensi genangan akan menentukan komposisi vegetasi hutan mangrove. Mendapat pasokan air tawar yang cukup dari darat. Terlindung dari gelombang besar dan arus pasang surut yang kuat. Airnya bersalinitas payau (2-22 permil) hingga asin (mencapai 38 permil) (Bengen, 2002).

Hutan Mangrove hidup tergantung pada air laut (pasang) dan air tawar sebagai sumber makanan serta endapan lumpur dari hulu sebagai bahan pendukungnya. Mangrove juga hidup di tanah yang sedikit zat asam, zat asam dari tanah diperlukan untuk respirasi akar. Jenis vegetasi yang kurang mampu beradaptasi terhadap substrat atau lingkungan, akan menyebabkan tegakan mangrove banyak yang mati pada tingkat semai. Sebaliknya, jenis vegetasi yang sesuai dengan lingkungan akan berkembang dan mendominasi, sehingga dapat mengubah zonasinya (Saparinto, 2007).

Mangrove biasanya dapat ditemukan di sepanjang pantai daerah tropis dan subtropis, pada garis lintang di antara 25oLU dan 25oLS di seluruh dunia, meliputi pantai tropis Asia, Afrika, Australia dan Amerika. Faktor lingkungan setempat seperti aliran laut yang hangat, embun beku (frost), salinitas, gelombang laut dan lain-lain akan mempengaruhi keberadaan mangrove tersebut. Kebanyakan hutan mangrove banyak terdapat pada negara tropis, salah satunya Indonesia (Setiawan dkk, 2002).

Purnobasuki (2005) mengatakan, bahwa vegetasi mangrove yang terdapat di kepulauan Indonesia lebih kompleks dan kaya akan jenis dibandingkan dengan negara-negara lain di dunia. Dimana terdiri dari 45 jenis dari 20 suku mangrove. Kemudian Setiawan dkk (2002) menambahkan, umumnya vegetasi mangrove ini tersebar di Karimunjawa, pantai utara Jawa, Jawa Tengah dan Segara Anakan. Tetapi sekarang luas hutan mangrove ini sulit diprediksi akibat tingginya sedimentasi hingga terbentuk dataran-dataran baru yang diinvasi mangrove, serta banyaknya perubahan peruntukan area vegetasi mangrove lama

Rizki, Irma Leilani dan Lusiana Eka Putri
Previous Post Next Post