Potensi Tumbuhan Mangrove Sebagai Sumber Bahan Makanan

Sonneratia caseolaris
oleh: Lucy Putri dan Rizki

Mangrove merupakan tipe vegetasi yang khas terdapat di daerah pantai tropis. Dan juga merupakan tipe hutan yang tumbuh di daerah pasang surut, terutama di pantai yang terlindung, laguna, muara sungai yang tergenang pasang dan bebas dari genangan pada saat surut yang komunitas tumbuhannya bertoleransi terhadap garam (Onrizal, 2008). Negara Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai hutan mangrove (hutan bakau) terbesar di dunia, yaitu mencapai 8.60 juta hektar (Gunarto, 2004).

  
Ekosistem mangrove memiliki peranan yang sangat penting diantaranya secara ekologis dapat menjadi perlindungan bagi ekosistem daratan dan lautan, yaitu dapat menjadi penahan abrasi atau erosi gelombang atau angin kencang. Produk hutan mangrove yang sering dimanfaatkan manusia adalah kayu yang digunakan sebagai bahan bakar, bahan membuat perahu, tanin untuk pengawet jaring, lem, bahan pewarna kain dan lain-lain............
Selain itu, ternyata hutan mangrove juga dapat dijadikan sebagai alternatif sumber pangan, walaupun belum banyak pengetahuan tentang potensi dan manfaat mangrove sebagai sumber pangan.

Beberapa buah mangrove yang sering dijadikan sebagai alternatif pangan adalah :

  1. Bruguiera gymnorrhiza (Lindur) dikonsumsi dengan cara mencampurkannya dengan nasi, dijadikan olahan kue dll.
  2. Buah Avicennia alba (api-api) dapat diolah menjadi keripik,pudding, bolu dll
  3. Buah Sonneratia spp (pedada) diolah menjadi sirup, permen dan dodol.

Penelitian yang telah dilakukan Mamoribo (2003) pada masyarakat kampung Rayori, memberikan informasi bahwa masyarakat telah memanfaatkan buah mangrove untuk dimakan terutama jenis Bruguiera gymnorrhiza yang buahnya diolah menjadi kue. Penduduk yang tinggal di daerah pesisir pantai di Muara Angke Jakarta secara tradisional pun ternyata telah mengkonsumsi beberapa jenis buah mangrove sebagai sayuran, seperti Rhizopora mucronata, Acrosticum aerum (kerakas) dan Sesbania grandiflora (turi). 



Buah mangrove jenis lindur (Bruquiera gymnorrhiza) yang secara tradisional diolah menjadi kue, cake, dicampur dengan nasi atau dimakan langsung dengan bumbu kelapa (Sadana, 2007) mengandung energi dan karbohidrat yang cukup tinggi, bahkan melampaui berbagai jenis pangan sumber karbohidrat yang biasa dikonsumsi masyarakat seperti beras, jagung singkong atau sagu. Penelitian yang dilakukan oleh IPB bekerjasama dengan Badan Bimas Ketahanan Pangan Nusa Tenggara Timur menghasilkan:

  • Kandungan energi buah mangrove ini adalah 371 kalori per 100 gram, lebih tinggi dari beras (360 kalori per 100 gram), dan jagung (307 kalori per 100 gram)
  • Kandungan karbohidrat buah bakau sebesar 85.1 gram per 100 gram, lebih tinggi dari beras (78.9 gram per 100 gram) dan jagung (63.6 gram per 100 gram) (Fortuna, 2005).
  • Hasil analisis kimia buah lindur adalah kadar air 73.756%, kadar lemak 1.246%, protein 1.128%, karbohidrat 23.528% dan kadar abu sebesar 0.342%. Sedangkan kandungan anti gizinya HCN sebesar 6.8559 mg dan tannin sebesar 34.105 mg.

Buah mangrove jenis lindur dapat dieksplorasi menjadi bahan pangan alternatif. Buah lindur yang diolah menjadi tepung kandungan gizinya terutama karbohidrat sangat dominan sehingga bisa dieksplorasi menjadi sumber pangan baru berbasis sumber daya lokal mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan sehingga bisa membudidayakan mangrove jenis lindur ini disepanjang garis pantai. 



Jadi, marilah kita jaga hutan mangrove kita, mengingat sangat banyaknya manfaat dari hutan mangrove itu sendiri, baik secara ekonomis, ekologis, bahka juga mampu menghasilkan alternative bahan pangan dengan memiliki kandungan nilai gizi yang tinggi.

Sumber :

Onrizal. 2008. Adaptasi Tumbuhan Mangrove Pada Lingkungan Salin dan jenuh Air, (Online). Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara.
Sadana. D. 2007. Buah Aibon di Biak Timur Mengandung Karbohidrat Tinggi. Situs Resmi Pemda Biak Num for news_.html.
Previous Post Next Post