ANDALAS “Maskot Sumatera yang Terancam Punah”


Andalas meruapakan tanaman yang dikatakan sebagai maskotnya sumatera, karena tanaman ini merupakan tanaman endemik pulau sumatera, akan tetapi banyak masyarakat sumatera sendiri tidak tahu dengan tanaman tersebut.
Dalam situs milik Balai Pengelolaan DAS Agam kuantan diakatakan bahwa berdasarkan sejarah, Pulau Sumatera dulunya dikenal sebagai Pulau Andalas. Sementara itu, di Propinsi Sumatera Barat sendiri yang dulunya merupakan pusat kerajaan Pagaruyung yang memiliki tiga luhaknya, yaitu luhak Tanah Datar, Agam, dan Lima Puluh Kota pada luhak ini ditemukan nagari (Daerah) yang bernama Andaleh. Di Kabupaten Tanah Datar ada nagari Andaleh dan Andaleh Baruah Bukik, di Agam ada Nagari Andaleh di Lawang dan di Lima Puluh Kota ada Andaleh Baruah Gunuang. Sementara di kota Padang juga ada daerah bernama Andaleh. Semuanya ini menyiratkan bahwa kata Andaleh yang di Indonesiakan menjadi Andalas tersebut cukup populer dan diduga diambil dari nama tanaman Andalas, walaupun tidak ada data tertulis yang cukup akurat.
Tanaman andalas umumnya hidup didaerah dengan ketinggian 900-1600 di atas permukaan laut, Pohon andalas berdaun tunggal, letak berseling, Helai daun bulat telur sampai berbentuk jantung, ujung meruncing, pangkal tumpul, tepi bergerigi, pertulangan menyirip agak menonjol, permukaan atas dan bawah kasar dan berwarna hijau. Pada pangkal daun terdapat daun penumpu atau stipula. Kayu Andalas berwarna kekuningan jika masih dalam keaadaan basah dan kecoklatan kalau sudah kering dan memiliki serat kayu yang halus, kayu andalas akan mengeluarkan getah berwarna putih agak keabu-abuan mirip dengan getah yang terdapat pada nangka dan beringin. Pohon andalas bisa mencapai tinggi 30 – 50 meter dengan diameter batang mencapai 2 meter lebih.
Klasifikasi tanaman Andalas:
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dikotil
Ordo : Urtikales
Suku : Moraceae
Jenis : Morus macroura
Tanaman Andalas merupakan tanaman dioceous atau tanaman berumah dua dimana terdapat tanaman andalas jantan yang mengasilkan bungan jantan saja, dan tanaman Andalas bertina yang mengasilkan bunga betina saja. Hal ini juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan tanaman andalas terancap punah. Biji-biji yang dihasilkan tanaman ini seringkali mandul karena jarang terjadinya penyerbukan dan waktu matangnya sebuk sari juga berbeda dengan matangnya putik untuk siap dibuahi. Selain itu dari penelitian yang dilakukan oleh beberapa ahli diketahui juga bahwa langkanya tanaman ini juga dikarenakan punyahnya serangga yang biasa membantu penyerbukan tanaman ini.
Perbanyakan tanaman ini juga telah dicoba dilakukan dengan sistem kultur jaringan, dalam penelitian tersebut hasilnya juga masih kurang memuaskan karena setelah ditanam, tanaman tidak mampu tumbuh dengan baik, bahkan banyak diantaranya yang mati. Akan tetapi untuk mengatasi hal tersebut proses pembibitan tanaman ini melalui biji juga telah dilakukan oleh dinas pertanian kota padang.
Saat ini di ketahui bahwa tanaman andalas sudah sangat jarang sekali ditemukan di sumatera. Walaupun ada beberapa tanaman yang mampu beradaptasi yang terdapat di Taman Hutan Raya Bung Hatta, yang terletak diantara jalan Padang-Solok, dan di samping kantor Dinas Pertanian Kota Padang di jalan Khatib Sulaiman Padang.

Rizki, S.Si
Botani-Biologi, Universitas Negeri Padang
Bioteknologi Tanaman, Universitas Brawijaya
أحدث أقدم